Kamis, 09 Juli 2020

PISAV Pertemuan 1 "Rangkaian Crossover"

Gambar 1.1 Crossover

A.       MENGENAL CROSSOVER

    Pada dasarnya, sebuah crossover dapat membagi sinyal masukan menjadi dua ataupun lebih output dari berbagai rentang frekuensi yang berbeda sehingga tweeter, speaker, dan subs akan mendapatkan sesuai rentang frekuensi yang dirancangkan. Frekuensi di luar setiap rentang yang ditunjuk akan dilemahkan ataupun diblokir. Pada bab berikut ini akan dibahas tentang prinsip kerja rangkaian crossover.
 
1.    Definisi Crossover
    Crossover  adalah alat untuk filter atau membagi frekuensi. Tujuan utama pemakaian pemakaian crossover agar frekuensi yang masuk ke speaker dapat sesuai dengan spesifikasi speaker yang terinstalasi. Contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
 
Gambar 1.2 Contoh pemakaian crossover

    Sebagai contoh, sebuah speaker midrange/midbass dengan spesifikasi 40 Hz-5000 Hz berarti speaker ini tidak diperbolehkan kemasukan frekuensi 40 Hz ke bawah (35-30-25 Hz dan seterusnya) dan juga tidak boleh kemasukan frekuensi tinggi diatas 5000 Hz (6000-7000-8000 Hz dan seterusnya). Alasannya, speaker dengan spesifikasi di atas hanya dapat bekerja optimal pada rentang frekuensi antara 40 Hz sampai dengan 5000 Hz. Sebuah crossover dapat diaplikasikan dalam sistem aktif dan pasif. Dalam sistem aktif berarti pembagian frekuensinya atau pengaturan LPF (Low Pass Filter) dan HPF (High Pass Filter) di-setting sebelum masuk ke power amplifier, sedangkan dalam sistem pasif pengaturan LPF (Low Pass Filter) dan HPF (High Pass Filter) diaplikasikan setelah power amplifier.
 
    Dalam pengolahan distribusi suara pada crossover dibagi dalam jalur range frekuensi:
  1. Frekuensi tinggi akan dimasukkan ke driver Speaker Tweeter (dengan range frekuensi 3 KHz - 16 KHz)
  2. Frekuensi menengah akan dimasukkan ke driver Speaker Mid-Range (dengan range frekuensi 700 Hz - 3 KHz)
  3. Frekuensi rendah akan dimasukkan ke driver Speaker Woofer (dengan range frekuensi 200 Hz - 700 Hz)
2.    Fungsi Crossover
Gambar 1.3 Contoh penggunaan crossover

    Agar nada yang masuk ke dalam speaker sesuai dengan rentang kerjanya, digunakanlah crossover. Jadi, fungsi crossover adalah memblokir nada yang tidak diinginkan masuk ke dalam speaker. Jika speaker tidak menggunakan crossover, terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi pada speaker. Pertama, speaker tetap bekerja, namun suara yang dikeluarkan jelek atau bahkan terdengar tidak jelas. Kedua, speaker langsung rusak. Umumnya, speaker yang langsung rusak jika tidak dipasang crossover adalah tweeter karena konus speaker ini sangat kecil. Sementara untuk speaker woofer, suara bass yang akan terasa bercampur dengan suara vokal dan nada tinggi jika tidak menggunakan crossover (untuk sistem 3-Way).

3.    Jenis Crossover
    Crossover pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu crossover aktif dan crossover pasif. Harga crossover pasif lebih murah dibandingkan dengan crossover aktif. DI antara kedua jenis crossover ini, crossover aktif juga lebih rumit dibandingkan dengan crossover pasif.
a.    Crossover Aktif
     Crossover ini umum digunakan pada sound system. Crossover ini memiliki model yang berbeda dari crossover pasif karena sistem pemasangannya yang berbeda. Misalnya, Anda mempunyai crossover aktif 2 way maka syaratnya Anda harus mempunyai 2 buah power amplifier dan 2 buah speaker. Jika Anda ingin memasang crossover untuk membagi nada, sebaiknya menggunakan crossover pasif saja karena crossover aktif banyak mengeluarkan biaya. Berikut ini urutan memasang crossover aktif.
Gambar 1.4 Crossover aktif

    Jadi urutan pemasangan adalah Crossover → power amplifier → speaker.

b.    Crossover Pasif
    Crossover pasif ini umum digunakan pada audio mobil, audio rumahan, dan lain-lain. Biaya yang dikeluarkan untuk crossover jenis ini cukup murah dibanding crossover aktif sehingga kebanyakan audio rumah menggunakan crossover jenis ini. Crossover ini tidak membutuhkan banyak power amplifier karena pemasangan crossover ini sesudah power amplifier. Jadi, power amplifier tidak disambung langsung dengan speaker, tetapi masuk dulu ke crossover pasif ini lalu dibagi ke speaker yang mempunyai karakter yang berbeda.
Gambar 1.5 Crossover pasif

    Jadi pemasangan crossover pasif ini sesudah power. Power amplifier → crossover pasif → speaker.

0 komentar:

Posting Komentar

PISAV 11 Pertemuan 6 Genap - Rangkaian Proteksi Sistem Audio

RANGKAIAN PROTEKSI SISTEM AUDIO        Sistem audio merupakan sebuah system yang isinya berupa komponen-komponen elektronik yang dirangkai m...