Pertemuan kali ini akan dilanjutkan pembahasan tentang Penguat Operasional (Op Amp) yang kali ini akan berfokus membahas Bagian-bagian Penguat Operasional dan Karakteristik Penguat Operasional.
Sebelum mengikuti materi pertemuan kali ini silahkan kalian mengisi Daftar Presensi dengan menuju link berikut | Presensi PRE Kelas 11
Bagian-bagian
dalam penguat operasional (Op Amp) diantaranya penguat differensial, penguat
penyangga (buffer), pengatur bias, dan penguat akhir.
a. Penguat
Differensial
Penguat
Differensial, yaitu merupakan bagian input dari Op Amp. Penguat differensial
mempunyai dua input (input + dan input -).
Pada
penguat differensial di atas terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1
dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identic (Vid
= 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 =
IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2.
Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama
sehingga Vod = 0. Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1
dan V2, maka Vid = V1 - V2. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2.
Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga
harga Vod meningkat sesuai dengan besar penguatan transistor.
b. Penguat
Penyangga (Buffer)
Penguat
penyangga (buffer), yaitu penguat penyangga sinyal output dari penguat
differensial agar siap untuk dimasukka ke penguat akhir Op Amp. Rangkaian
buffer adalah rangkaian buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan
output sama dengan tegangan inputnya. Fungsi dari rangkaian buffer pada
peralatan elektronika adalah sebagai penyangga, dimana prinsip dasarnya adalah
penguat arus tanpa terjadi penguatan tegangan.
c. Pengatur
Bias
Pengatur
bias, yaitu rangkaian pengatur bias dari penguat differensial dan buffer agar
diperoleh kestabilan titik nol pada output penguat akhir.
d. Penguat
Akhir
Penguat
akhir yaitu penguat yang merupakan bagian output dari Op Amp. Penguat akhir
biasanya menggunakan konfigurasi push-pull kelas B atau kelas AB. Rangkaian
penguat akhir pada sistem audio berfungsi sebagai penguat daya, maka dari itu
penguat akhir disebut juga penguat daya.
3. Karakteristik
Penguat Operasional
Karakteristik
factor penguat atau gain pada Op Amp pada umumnya ditentukan oleh resistor
eksternal yang terhubung di antara output dan input pembalik (inverting input).
Konfigurasi dengan umpan balik negative (negative feedback) biasanya disebut
closed loop configuration atau konfigurasi lingkar tertutup. Umpan balik
negative akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan
menghasilkan penguatan yang dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan
pengurangan gain dari Op Amp adalah untuk menghindari respons yang tidak
diinginkan. Adapun pada konfigurasi lingkar terbuka (open loop configuration), besar
penguatannya adalah tak terhingga (∞)
sehingga besarnya tegangan output hamper atau mendekati tegangan VCC.
Secara
umum, operational amplifier (Op Amp) yang ideal memiliki karakteristik sebagai
berikut.
a. Penguat
Tegangan Open loop atau Av = ∞ (tak terhingga),
artinya jika ada perubahan sedikit saja pada bagian inputnya maka akan
menghasilkan perubahan yang sangat besar pada outputnya.
b. Tegangan
Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau V00 = 0 (nol).
c. Impedansi
Masukan (Input Impedance) atau Zin = ∞ (tak
terhingga), artinya inputnya tidak akan menarik daya dan tingkat sebelumnya,
sehingga yang diperlukan hanya perubahan tegangan saja.
d. Impedansi
Output (Output Impedance) atau Zout = 0 (nol), artinya tegangan
outputnya akan tetap walaupun impedansi beban hampir nol.
e. Lebar
Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga),
artinya penguat dan DC sama frekuensi tak terhingga tetap sama.
f. Karakteristik
tidak berubah dengan suhu.
0 komentar:
Posting Komentar