Selasa, 02 Maret 2021

PISAV 11 Pertemuan 3 Genap - Rangkaian Mixer Audio

4. Menu yang Terdapat pada Mixer
    Berikut ini menu-menu yang lazim terdapat pada mixer audio.
a. Gain
    Gain disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitif input yang diinginkan diterima oleh console, apakah berupa signal mic atau signal line (keyboard dan tape deck). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Apabila signal lemah, dapat dilakukan penambahan. Apabila terlalu kuat, dapat dikurangi.
b. EQ pada Channel
    Setiap channel di mixing console selalu terdapat Equalizer Section. Fungsinya sebagai pengatur tone untuk memodifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Sound engineer umumnya melakukan perubahan sound melalui EQ bertujuan untuk beberapa hal berikut.
1) Mengubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai
2) Mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung dan overtune.
    Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian penambahan dan pengurangan (boost/cut). Selain itu, ada juga yang lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Namun, tidak peduli seperti apa EQ yang terdapat dalam console karena tetap dalam tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound yang terbaik.
c. EQ yang Fix
    Maksud dari fix ini adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk memilih frekuensi yang akan di-setting karena frekuensi yang akan dikerjakan telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip dengan pembagian yang terdapat pada crossover, hanya terdiri atas
1) Low and Hi pada EQ 2 Way
2) Low, Mid, dan Hi pada EQ 3 Way
3) Low, Low Mid, Hi Mid, dan Hi pada EQ 4 Way
    Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 dB tergantung mixing console yang digunakan.
d. Sweepable EQ
    Sweepable EQ biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric. Pada EQ yang full parametric, dapat dilakukan pengaturan untuk setiap parameternya, apakah itu parameter frekuensi, bandwidth, ataupun parameterr level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan sistem EQ-3 atau 4 jalur. Berikut cara kerjanya.
1) Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur.
2) Putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi yang dipilih tadi.
3) Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat.
4) Putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri.
5) Putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengan "boomy" tadi terdengar hilang.
6. Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada tombol boost/cut. Alasannya, melakukan pemotongan yang terlalu ekstrem pada frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar kosong.

5. Pengaplikasian dalam Channel Mixer
    Berikut ini prosedur pengaturan channel dalam mixer audio.
a. 48V Phantom
    Ada beberapa tipe mikrofon yang salah satunya adalah mic condenser. Mic jenis ini membutuhkan tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja. Untuk itu, tombol 48V Phantom berfungsi jika diaktifkan dan akan mengirim 48V DC ke mikrofon sebagai penyuplai tenaga atau juga ke D1 Box Aktif.
b. PAD
    Fungsi PAD untuk mengurangi gain input dari 20 sampai 30 dB. Tombol ini bukan tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan. Jika tombol PAD ditekan, gain input akan berkurang antara 20 sampai 30 dB tergantung mixer.
c. Reverse
    Reverse digunakan untuk membalikkan phase. Setiap masukan selalu terdiri atas lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3-cold/negatif). Jika salah satu pin terbalik (pin2 dan pin3), suara yang dihasilkan akan berbeda. Ini bisa dibenarkan dengan membalikkan phase dengan menekan tombol reverse.
d. Mic/Line
    Switch tekan ini untuk mengubah circuit gain control, tergantung dari yang menjadi input adalah mic, effect return, atau tape deck/CD.
e. High Pass Filter
    High pass filter akan memotong frekuensi rendah dari input, yaitu dari 80 Hz ke bawah. Hal ini dapat diaktifkan (IN) apabila dari sumber suara tidak memproduksi suara dengan jangkauan frekuensi serendah itu.
f. EQ In/Out
    EQ In/Out merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menonaktifkan section EQ pada channel. Selain itu, switch ini juga berguna untuk membandingkan sound yang telah di EQ hanya dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
g. Group Assigns
    Group Assigns disebut juga Subgroup Assigns, hanya terdapat pada mixing consle yang memiliki group. Fungsinya adalah yang menentukan ke mana signal channel akan dikirim, apakah ke group atau ke master L/R.
h. PFL dan SOLO
    Tombol PFL (Pre-Fade Listening) akan membantu untuk mendengar (melalui headphone) channel yang tombol PFL/SOLO-nya diaktifkan. Selain itu, tombol ini mengecek gain signal pada channel.
i. Auxiliary Sends
    Dari tombol putar ini dapat dikirim signal dari channel tersebut keluar mixing console (melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level signal yang dikirimnya tadi.
j. Pre-Fade
    Pada mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre-fade dan/atau post fade. Signal yang dikirim dari pre-fade tidak mengalami pengaruh dari channel atau belum mengalami proses dari channel. Oleh sebab itu, Pre-Fade yang Pre-EQ baik dan ideal digunakan untuk mengirim signal ke monitor section.
k. Post-Fade
    Kebalikan dari pre-fade, semua signal yang dikirim melalui post fade telah melalui proses dari channel atau ikut pengaruh dari channel fader, baik EQ maupun levelnya. Post fade sering digunakan untuk mengirim signal ke mixer yang terpisah untuk keperluan broadcast (stasiun TV atau radio).
l. Auxiliary Master
    Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh seluruh level dari aux 1 setiap channel, begitu juga auxiliary lainnya.
m. Auxiliary Return
    Signal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah Delay, Reverb, atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal original source tadi.

TUGAS PISAV KELAS 11 | TUGAS 1

0 komentar:

Posting Komentar

PISAV 11 Pertemuan 6 Genap - Rangkaian Proteksi Sistem Audio

RANGKAIAN PROTEKSI SISTEM AUDIO        Sistem audio merupakan sebuah system yang isinya berupa komponen-komponen elektronik yang dirangkai m...