Cara Menghitung Resistor

Kamu mau tahu gimana cara menghitung nilai Resistor? Yuk langsung aja simak pembahasannya! (Source: cerdika.com)

Cara Kerja Kapasitor

Kamu penasaran dan pengin tahu gimana cara kerjanya Kapasitor? Makanya, yuk langsung aja simak pembahasannya! (Source: cerdika.com)

Multimeter

Multimeter adalah sebuah alat untuk mengukur suatu Arus listrik (Ampere), tegangan listrik (Voltage), hambatan listrik (Ohm). (Source: cerdika.com)

Osiloskop

Osiloskop yaitu alat ukur elektronika yang bisa memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi jadi gambar grafik. (Source: cerdika.com)

Function Generator

Kamu udah tahu belum, apa sih itu yang dimaksud dengan Function Generator atau Generator Fungsi? (Source: cerdika.com)

Senin, 26 April 2021

PISAV 11 Pertemuan 6 Genap - Rangkaian Proteksi Sistem Audio


RANGKAIAN PROTEKSI SISTEM AUDIO

     Sistem audio merupakan sebuah system yang isinya berupa komponen-komponen elektronik yang dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga menjadi rangkaian yang siap digunakan. Tidak semua rangkaian elektronik akan maksimal maupun minim kendala. Oleh karena itu, sebuah proteksi dalam suatu rangkaian digunakan agar dapat meminimalkan kerusakan komponen elektronika pada suatu rangkaian.
1. Mengenal loudspeaker, muting, limiter, dan indicator dalam system audio
    Sistem audio memiliki sebuah rangkaian. Sebelum belajar lebih jauh mengenai system proteksi, alangkah baiknya memahami komponen berikit ini.
a. Loudspeaker
    “Suara” sebenarnya adalah frekuensi yang dapat didengar oleh telinga manusia, yaitu frekuensi yang berkisar di antara 20-20.000 Hz. Timbulnya suara dikarenakan adanya fluktuasi tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan atau getaran suatu objek tertentu. Ketika objek tersebut bergerak atau bergetar, objek tersebut akan mengirimkan energi kinetik untuk partikel udara disekitarnya. Hal ini dapat dianalogikan seperti terjadinya gelombang pada air. Sementara itu, yang dimaksud dengan frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran pada objek yang menimbulkan suara; makin cepat getarannya, makin tinggi frekuensinya. Loudspeaker merupakan transduser electroacoustical yang mengubah sinyal listrik ke bentuk getaran suara. Speaker adalah mesin pengubah terakhir atau kebalikan dari mikrofon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya Kembali menjadi vibrasi-vibarasi fisik untuk menghasilkan gelombang-gelombang suara.
b. Muting
    Mute (atau tombol diam) membuat channel senyap. Ada berbagai situasi yang membutuhkan mute (seperti ketika dalam proses mixing butuh mendengar hasil rekaman tanpa vocal, dapat dicapai dengan menekan tombol mute pada channel vokal, alih alih menurunkan level menggunakan fader dan kehilangan posisi semula fader).
c. Limiter
    Limiter juga dapat dikatakan sebagai compressor yang rasionya full sehingga semua audio yang melebihi threshold akan dipotong. Pada compressor, semua audio yang melebihi threshold akan dikurangi sesuai perbandingan dengan ratio.
d. Indikator
    Indikator merupakan golongan komponen elektronika pasif. Komponen yang kerap disebut coil ini juga bisa digunakan di rangkaian elektronika sederhana dan yang susah. Prinsip kerja dari indikator ini adalah menimbulkan medan magnet ketika dilewati arus listrik. Medan magnet tadi digunakan untuk menyimpan energi dalam waktu yang singkat. Indikator ini memiliki bentuk dari susunan lilitan kawat yang membentuk kumparan.

PRE Pertemuan 6 Genap - Rangkaian Pembangkit Gelombang

RANGKAIAN PEMBANGKIT GELOMBANG NON-SINUS
    Rangkaian pembangkit gelombang non-sinus atau disebut juga osilator relaksasi adalah osilator yang memanfaatkan prinsip sakelar secara terus-menerus dengan periode tertentu yang menentukan frekuensi output. Osilator relaksasi menghasilkan beberapa bentuk gelombang non-sinus, yaitu gelombang kotak, segitiga, pulsa dan gigi gergaji.
1. Rangkaian Pembangkit Gelombang Non-Sinus
    Suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan gelombang non-sinusoidal disebut pulse circuits. Pembangkit gelombang non-sinusoidal disebut blocking oscillator untuk gelombang segi empat dan saw tooth blocking osilator. Terdapat banyak bentuk gelombang non-sinusoidal seperti bentuk segi empat (square), gigi gergaji (saw tooth), persegi Panjang (rectangular), segitiga (triangular) atau kombinasi dua bentuk gelombang non sinus. Bentuk gelombang non sinusoidal yang paling umum digunakan yakni gelombang segi empat dan gelombang gigi gergaji. Non-sinusoidal waveforms sering juga disebut pulse waveforms.
    Osilator relaksasi sederhana adalah sebuah multivibrator/flip-flop. Prinsipnya adalah sakelar tegangan suplai oleh sebuah komponen transistor atau FET. Osilator relaksasi juga ada yang menggunakan IC yaitu yang terkenal adalah IC 555.
Gambar 7.11 Multivibrator

Gambar 7.12 Osilator IC 555
2. 
Macam-Macam Rangkaian Pembangkit Gelombang Non-Sinus
    Adapun osilator yang membangkitkan gelombang non-sinus yaitu osilator UJT, astable multivibrator, monostable multivibrator, dan bistable multivibrator.
a. Osilator UJT
    Pengisian dan pengosongan kapasitor melalui resistor dapat digunakan untuk menghasilkan gelombang gergaji. Sakelar pengisian dan pengosongan kapasitor dapat diganti dengan sakelar elektronik, yaitu dengan menggunakan transistor atau IC. Rangkaian yang terhubung dengan cara ini dikelompokkan sebagai osilator relaksasi. Saat alat berkonduksi disebut aktif dan saat tidak berkonduksi disebut rileks. Gelombang gergaji akan terjadi pada ujung kaki kapasitor. Berikut ini adalah gambar rangkaian penggunaan UJT sebagai osilator relaksasi.
Gambar 7.13 Osilator UJT
b. 
Astable Multivibrator
    Multivibrator merupakan jenis osilator relaksasi yang sangat penting. Rangkaian astabel multivibrator menggunakan jaringan RC dan menghasilkan gelombang kotak pada keluarannya. Astabel multivibrator digunakan pada penerima TV untuk mengontrol bekas electron pada tabung gambar. Pada computer rangkaian astabel multivibrator digunakan untuk mengembangkan pulsa waktu. Multivibrator difungsikan sebgai peranti pemicu (trigerred device) atau free running. Multivibrator pemicu memerlukan isyarat masukan atau pulsa. Keluaran multivibrator dikontrol atau disinkronkan oleh isyarat masukan astabel multivibrator termasuk jenis free running.
Gambar 7.14 Astable Multivibrator
c. 
Monostable Multivibrator
    Monostable multivibrator memiliki satu kondisi stabil sehingga sering disebut multivibrator one-shot. Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat akan kembali ke titik awal pengoperasian. Konstanta waktu RC menentukan periode waktu perubahan keadaan. Monostable multivibrator termasuk jenis osilator triggered. Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan kondisi tidak stabil. Rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa.
Gambar 7.15 Monostable Multivibrator
d. Bi
stable Multivibrator
    
Bistable multivibrator mempunyai dua keadaan stabil. Pulsa pemicu masukan akan menyebabkan rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi stabil. Pulsa kedua akan menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi stabil lainnya. Bistable multivibrator hanya akan berubah keadaannya jika diberi pulsa pemicu. Bistable multivibrator sering disebut flip-flop, di mana akan lompat ke satu kondisi (flip) saat diberi pulsa pemicu dan bergeser Kembali ke kondisi lain (flop) saat diberi pulsa pemicu. Rangkaian kemudian menjadi stabil pada suatu kondisi dan tidak akan berubah atau toggle sampai ada perintah denga diberi pulsa pemicu.
Gambar 7.16 Bistable Multivibrator

PISAV 11 Pertemuan 6 Genap - Rangkaian Proteksi Sistem Audio

RANGKAIAN PROTEKSI SISTEM AUDIO        Sistem audio merupakan sebuah system yang isinya berupa komponen-komponen elektronik yang dirangkai m...