Senin, 14 September 2020
PRE Pertemuan 8 "Transduser"
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Pertemuan
kali ini akan dilanjutkan pembahasan transduser pada rangkaian elektronika yang
kali ini akan membahas Prinsip kerja Transduser dan Karakteristik Dasar
Transduser
Sebelum mengikuti materi pertemuan kali ini silahkan kalian mengisi Daftar Presensi dengan menuju link berikut | Presensi PRE Kelas 11
3. Prinsip
Kerja Transduser
Transduser
memiliki prinsip-prinsip kerja yang berbeda. Prinsip-prinsip kerja dari
transduser adalah sebagai berikut.
a. Prinsip
Elektromagnetik
Prinsip
elektromagnetik mengubah besaran energi fluks magnetis yang selanjutnya
mengibas suatu tegangan.
b. Prinsip
Fotokonduktif
Prinsip
fotokonduktif mengubah hantaran (konduktif) atau rambatan (resistan) bahan semi
konduktor yang mengenai perubahan cahaya.
c. Prinsip Fotovoltaik
Prinsip
fotovoltaik menggunakan besaran indra cahaya yang diubah menjadi tegangan antara
bahan yang berbeda susunannya.
d. Prinsip
Induktif
e. Prinsip
Kapasitif
Prinsip
kapasitif mengubah besaran energi yang masuk dengan metode perubahan kapasitas.
f. Prinsip
Piezoelektris
Prinsip
piezoelektris mengubah besaran energi yang mengubah tegangan (V) dan muatan (Q)
yang disebabkan oleh sejenis kristal.
g. Prinsip
Potensiometer
Prinsip
potensiometer mengubah besaran energi menjadi kedudukan kontak geser pada suatu
hambatan.
h. Prinsip
Reluktif
Prinsip
reluktif mengubah tegangan AC dikarenakan efek yang timbul dari lintasan
reluxtan di antara dua atau lebih komponen saat system kumparan transduser
mengeluarkan rangsangan AC.
i. Prinsip
Resitif
Prinsip
resistif mengubah besaran energi menjadi perubahan hambatan dari sebuah elemen.
j. Prinsip
Termoelektris
Prinsip
termoelektris mengubah besaran suhu dengan cara kerja efek Seeback, efek
Thomson atau efek Peltier.
k. Prinsip
Ukur Regangan
Prinsip
ukur ragangan mengubah besaran energi menjadi hambatan akibat adanya regangan
dan terdapat dua atau empat cabang suatu jembatan wheatstone.
4. Karakteristik
Dasar Transduser
Transduser
dirancang untuk meraba besaran ukur yang spesifik atau hanya tanggap terhadap
besaran ukur tertentu saja. Pemilihan karakteristik transduser listrik dan
mekanik sangat penting. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian
transduser sebagai berikut.
a. Kekuatan
Kemampuan
untuk bertahan pada beban lebih, dengan pengaman proteksi beban lebih yang
dapat mencegah pemakaian beban lebih.
b. Linieritas
Linearitas
yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik input dan output yang simetris
serta linier. Ketidaklinieran setidaknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang
diketahui dan tidak diketahui. Ketidaklinieran yang tidak diketahui sangat
menyulitkan, karena hubungan masukan keluaran tidak diketahui.
Adapun
ketidaklinieran yang diketahui, maka transduser yang memiliki sifat semacam ini
masih dapat dimanfaatkan dengan menghindari ketidaklinierannya atau dengan
melakukan beberapa transformasi pada rumus-rumus yang menghubungkan masukan
dengan keluaran. Contoh ketidaklinearan yang diketahui, misalnya daerah mati (dead zone), saturasi (saturation),
logaritma, kuadrat, dan sebagainya.
1) Daerah
mati (dead zone)
Daerah
mati (dead zone) maksudnya ketidaklinieran yang terjadi apabila telah
diberikan masukan (input), keluaran (output) bahan ada. Baru setelah melewati
nilai ambang tertentu, ada keluaran (output) yang proporsional terhadap masukan
(input).
2) Saturasi
Saturasi
maksudnya ketidaklinieran yang terjadi apabila masukan
(input) dibesarkan sampai nilai tertentu, keluaran (output) tidak bertambah
besar, tetapi hanya menunjukkan nilai yang tetap.
Logaritma
maksudnya ketidaklinieran yang terjadi apabila masukan
(input) bertambah besar secara linier, keluarannya (output) bertambah besar
secara logaritma.
Kuadrat
maksudnya ketidaklinieran yang terjadi apabila masukan (input) bertambah besar
secara linier, keluarannya (output) bertambah besar secara kuadrat.
Repeatability
yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan
untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
d. Instrumentasi
Memuaskan
Memberikan
sinyal output analog yang tinggi dengan perbandingan sinyal terhadap noise yang
besar; dalam banyak hal lebih disukai keluaran digital.
e. Stabilitas
dan Keandalan Tinggi
Stabilitas
tinggi yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
f. Tanggapan
Dinamis (Dynamic Response) Baik
Tanggapan
dinamik yang baik yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan
besar yang sama. Efek ini dianalisis sebagai tanggapan frekuensi.
g. Karakteristik
Mekanik yang Baik
Karakteristik
mekanik yang baik dapat mempengaruhi unjuk kerja statis kuasistatik dan keadaan
dinamis.
h. Minimumkan
Noise yang Bersatu dengan Device Integrated
Minimumkan
noise yang Bersatu dengan device integrated, minimumkan asimitri dan
kerusakan lain.
Tugas 4 PRE Mengerjakan soal di Google Form | Tugas PRE Kelas 11
Jumat, 11 September 2020
AVTUR - Kegiatan 1 Kelas 11
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Untuk
memulai kegiatan ekskul AVTUR bagi kelas 11, dalam mata pelajaran Produktif 2
Penerapan Rangkaian Elektronika ada Kompetensi Dasar terkait dengan Sensor, dalam
pembelajaran blog telah dijelaskan tentang teori masing-masing sensor. Maka
dari itu, kegiatan AVTUR untuk kelas 11 adalah membuat Rangkaian yang
memanfaatkan sensor didalamnya, salah satunya adalah Lampu Tidur dengan LDR
atau Light Dependent Resistor.
Sebelum
memulai kegiatan kali ini silahkan kalian mengisi Daftar Presensi dengan menuju
link berikut ini https://bit.ly/DaftarHadirEkskul-AVTUR
RANGKAIAN
LAMPU TIDUR OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA LDR
Rangkaian
lampu tidur otomatis adalah rangkaian listrik yang akan mengontrol nyala lampu
secara otomatis. Ide pembuatan rangkaian lampu ini terinspirasi dari kebiasaan
kita sebelum tidur. Seperti yang kebanyakan orang lakukan sebelum tidur, mereka
akan mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu tidurnya. Karena dirasa cara
ini kurang efektif, sehingga muncul ide untuk membuat rangkaian lampu tidur
otomatis ini.
Secara
umum, cara kerja rangkaian lampu otomatis akan hidup saat kamar dalam keadaan
gelap. Saat kondisi kamar kembali terang, sensor cahaya akan bekerja dan
rangkaian lampu tidur otomatis padam. Rangkaian lampu ini disuplay dari dua
sumber listrik berbeda, rangkaian sensor cahaya bekerja dengan sumber tegangan
baterai (sumber DC). Sedangkan rangkaian lampu langsung mendapat sumber tegangan
dari listrik PLN (sumber AC).
Komponen-komponen
yang dibutuhkan:
1. LDR 1
buah
2. Resistor
1KΩ 2 buah
3. Transistor
BC547 2 buah
4. Potensiometer
10KΩ 1 buah
5. Relai
5V tipe SPDT 1
buah
6. Lampu 1 buah
7. Baterai
9V 1
buah
8. Sumber
AC 220V
GAMBAR
RANGKAIAN LAMPU
Rangkaian
lampu tidur otomatis bekerja dengan menggunakan sensor cahaya. Sensor yang
digunakan pada rangkaian ini adalah LDR. LDR akan mendeteksi cahaya yang ada di
sekelilingnya.
Jika
dianalisa dari gambar rangkaian lampu diatas, terlihat bahwa ada dua rangkaian
dengan dua sumber yang berbeda. Satu sumber DC dan satu lagi dari sumber AC.
Dari gambar rangkaian lampu di atas, terlihat bahwa relay adalah sebagai
jembatan atau switch antara rangkaian sebelah kanan dan sebelah kiri. Rangkaian
sebelah kiri adalah rangkaian sensor cahaya dengan sumber DC dan terhubung
langsung dengan LDR. Sedangkan rangkaian sebelah kanan adalah rangkaian lampu
tidur dengan sumber AC yang terhubung langsung dengan Lampu tidur.
Ketika
kondisi gelap, nilai tahanan LDR akan menjadi besar, sehingga arus lisrik yang
melewati transistor menjadi kecil. Karena arus listrik yang melewati transistor
kecil dan bernilai kurang dari tegangan aktif transistor, arus listrik ini
tidak dilewatkan. Artinya, rangkaian sebelah kiri tidak aktif karena arus yang
ada bisa dianggap diabaikan. Dan relay akan melakukan switching dan menutup
sakelarnya ke rangkaian lampu tidur. Artinya, rangkaian kanan (rangkaian lampu
tidur) akan close, dan lampu tidur pun menyala.
Gambar
Kondisi Gelap dan Lampu Menyala (Malam Hari)
Ketika kondisi terang, nilai tahanan LDR menjadi kecil, arus listrik yang lewat akan menjadi besar pada rangkaian sebelah kiri (rangkaian sensor cahaya). Karena arus listrik yang melalui transistor ini bernilai lebih besar dari pada tegangan di daerah aktif transistor, arus listrik pun dilewatkan, relay dalam kondisi ON di rangkaian kiri. Artinya, rangkaian kiri dalam kondisi CLOSE. Dan rangkaian lampu tidur (rangkaian sebelah kanan) OPEN dan lampu akan padam.
Buatlah
gambar Layout dari Skema Rangkaian Lampu Tidur di atas. Kerjakan di buku AVTUR
masing-masing!
AVTUR - Kegiatan 1 Kelas 10
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat
bergabung bapak ucapkan kepada anggota baru kelas 10, untuk memulai kegiatan
ekskul AVTUR bagi kelas 10, akan kita mulai dengan Cara Menyolder yang Baik dan
Benar. Karena untuk seterusnya menyolder adalah keterampilan dasar yang wajib
dikuasai dalam elektronika, maka dari itu dalam kegiatan kali ini kita akan
belajar dan mempraktekkan cara menyolder.
Sebelum
memulai kegiatan kali ini silahkan kalian mengisi Daftar Presensi dengan menuju
link berikut ini https://bit.ly/DaftarHadirEkskul-AVTUR
CARA
MENYOLDER YANG BAIK DAN BENAR
Cara
Menggunakan Solder:
1. Dianjurkan
menggunakan tangan kanan untuk memegang solder.
2. Dilarang
bergetar dalam memegang solder.
3. Kemiringan
± 45°.
1. Pegang
dengan tangan kiri.
2. Timah
harus dipegang sekitar 2cm dari ujung.
1. Posisi
solder iron harus 45° mengenai kaki komponen dan pad pada PCB yang akan
disolder.
2. Sentuhkan
timah ke ujung solder iron.
3. Fungsi
posisi 45° adalah untuk menyeimbangkan panas, mempermudah pencairan timah.
1. Bersihkan
permukaan PCB yang akan disolder.
2. Masukkan/letakkan
komponen ke PCB yang akan disolder.
3. Letakkan
soldering iron tip diantara kaki PCB dan kaki komponen agar mendapatkan panas
yang cukup.
4. Berikan
timah dengan jumlah yang secukupnya dilokasi yang akan disolder.
5. Jika
timah yang diperlukan sudah cukup, angkatlah timah (solder wire) terlebih
dahulu agar tidak menempel di daerah yang disolder pada PCB. Usahakan maksimal
lama penyolderan ± 5 detik.
6. Angkatlah
soldering iron.
1. Hasil
solder yang sempurna.
2. Terlalu
banyak timah yang diberikan.
3. Terlalu
sedikit timah yang diberikan.
4. Tembaga
PCB dan kaki komponen tidak/kurang mendapat panas dari solder.
5. Tembaga
PCB dan kaki komponen mendapat panas yang berlebih dari solder yang menyebabkan
solderan berubah menghitam.
6. Dalam
menyolder kaki komponen yang bersebelahan, timah antara tiap kaki menyatu yang
bisa menyebabkan korsleting.
Video
tentang tutorial cara menyolder yang baik dan benar dapat kalian lihat dan
pelajari disini.
Senin, 07 September 2020
PRE Pertemuan 7 "Transduser"
Sebelum membahas lebih dalam materi pertemuan kali ini silahkan kalian mengisi Daftar Presensi dengan menuju link berikut ini | Presensi PRE Kelas 11
a. Transduser Input
Transduser
input merupakan transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical energy)
menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke
tegangan atau sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk cahaya,
tekanan, suhu maupun gelombang suara. Seperti contohnya mikrofon (microphone),
mikrofon dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat
dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser input sering disebut juga dengan
sensor.
Berikut
ini beberapa komponen elektronika ataupun perangkat elektronika yang
digolongkan sebagai transduser input.
1. LDR (Light Dependent Resitor)
LDR
(Light Dependent Resistor) mengubah cahaya menjadi resistansi
(hambatan). LDR adalah jenis resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai hambatan LDR menurun
pada saat cahaya terang dan nilai hambatannya menjadi tinggi jika dalam kondisi
gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR adalah untuk menghantarkan listrik jika
menerima sejumlah intensitas cahaya (kondisi terang) dan menghambat arus
listrik dalam kondisi gelap.
Termistor
(NTC/PTC) mengubah suhu menjadi resistansi (hambatan). Termistor (NTC/PTC)
merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
disekitarnya. Jenis termistor yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient)
dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Variable
Resitor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi resistansi (hambatan).
Dalam perangkat elektronik, sering ditemukan potensiometer yang berfungsi
sebagai pengatur volume di peralatan audio/video seperti radio, walkie talkie,
tape mobil, DVD player dan amplifier.
Potensiometer
adalah suatu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Secara struktur,
potensiometer terdiri dari 3 kaki terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang
berfungsi sebagai pengaturannya.
Mikrofon
(Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik. Setiap
jenis mikrofon memiliki cara yang berbeda dalam mengubah (konversi) bentuk
energinya, tetapi semuanya memiliki persamaan yaitu semua jenis mikrofon
memiliki suatu bagian yang disebut diafragma.
Transduser
output merupakan transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk
energi fisik (physical energy). Seperti contohnya loudspeaker,
loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar oleh
manusia. Transduser output sering disebut juga dengan istilah actuator.
Beberapa
komponen elektronika atau perangkat elektronika yang digolongkan sebagai
transduser output diantaranya adalah sebagai berikut.
1) LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi energi cahaya.
2) Lampu mengubah listrik menjadi energi cahaya.
3) Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion).
4) Heater mengubah listrik menjadi panas.
5) Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi suara.
Gambar
3.6 Loudspeaker
Banyak perangkat elektronika yang dipergunakan saat ini adalah gabungan dari transduser input dan transduser output. Dalam perangkat elektronika yang dimaksud ini terdiri dari sensor (transduser input) dan actuator (transduser output) yang mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang lain. Contohnya pengukur suhu badan (thermometer) yang mengkonversikan suhu badan menjadi sinyal listrik (transduser input = sensor suhu) kemudian diproses oleh rangkaian elektronika tertentu menjadi angka atau display yang dapat dibaca (transduser output = display).
Berdasarkan
aplikasinya, transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya
sebagai berikut.
a. Transducer electromagnetic, seperti antenna, tape head/disk head, dan magnetic cartridge.
b. Transducer electrochemical, seperti hydrogen sensor dan pH probes.
c. Transducer electromechanical, seperti rotary motor, potensiometer, air flow sensor, dan load cell.
d. Transducer electroacoustic, seperti loudspeaker, earphone, microphone, dan ultrasonic transceiver.
e. Transducer electro-optical, seperti lampu LED, dioda laser, lampu pijar, dan tabung CRT.
f. Transducer thermoelectric, seperti komponen NTC , PTC, dan termokopel.
Langganan:
Postingan (Atom)
PISAV 11 Pertemuan 6 Genap - Rangkaian Proteksi Sistem Audio
RANGKAIAN PROTEKSI SISTEM AUDIO Sistem audio merupakan sebuah system yang isinya berupa komponen-komponen elektronik yang dirangkai m...
